PELUANG USAHA MANTAB

Bisnis saling asih asah dan asuh

Kamis, 11 Oktober 2012

  • Tips Merawat Batik
       Agar warna batik berbahan sutra dan serat tidak cepat pudar, awet dan tetap tampak indah. Mencuci kain batik dengan menggunakan shampo rambut. Sebelumnya, larutkan dulu shampo hingga tak ada lagi bagian yang mengental. Setelah itu baru kain batik dicelupkan.

       Anda juga bisa menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang dijual di pasaran. Pada saat mencuci batik jangan digosok. Jangan pakai deterjen. Kalau batik tidak kotor cukup dicuci dengan air hangat. Sedangkan, kalau kotor, misalnya terkena noda makanan, bisa dihilangkan dengan sabun mandi atau bila kotor sekali, seperti terkena buangan knalpot, noda bisa dihilangkan dengan kulit jeruk dengan mengusapkan sabun atau kulit jeruk pada bagian yang kotor.

       Sebaiknya Anda juga tidak menjemur kain batik di bawah sinar matahari langsung (tempat teduh). Kain batik jangan dicuci dengan menggunakan mesin cuci. Tak perlu memeras kain batik sebelum menjemurnya. Namun, pada saat menjemur, bagian tepi kain agak ditarik pelan-pelan supaya serat yang terlipat kembali seperti semula.

       Sebaiknya hindari penyeterikaan. Kalaupun terlalu kusut, semprotkan air di atas kain kemudian letakkan sebuah alas kain di bagian atas batik itu baru diseterika. Jadi, yang diseterika adalah kain lain yang ditaruh di atas kain batik.

       Disarankan untuk menyimpan batik dalam plastik agar tidak dimakan ngengat. Jangan diberi kapur barus, karena zat padat ini terlalu keras sehingga bisa merusak batik. Sebaiknya, almari tempat menyimpan batik diberi merica yang dibungkus dengan tisu untuk mengusir ngengat. Alternatif lain menggunakan akar wangi yang sebelumnya dicelup dulu ke dalam air panas, kemudian dijemur, lalu dicelup sekali lagi ke dalam air panas dan dijemur. Setelah akar wangi kering, baru digunakan

       Anda sebaiknya juga tidak menyemprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain atau pakaian berbahan batik sutera berpewarna alami.

       Bila Anda ingin memberi pewangi dan pelembut kain pada batik tulis, jangan disemprotkan langsung pada kainnya. Sebelumnya, tutupi dulu kain dengan koran, baru semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain.
  • Cara Membuat Batik
    • Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :

    • Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
    • Canting sebagai alat pembentuk motif,
    • Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
    • Lilin (malam) yang dicairkan
    • Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
    • Larutan pewarna

Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:

  1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri, namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
  2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
  3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
  4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
  5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
  6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
  7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
  8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
  9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
  10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
  11. Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
  12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai..
  • Ragam Batik
       Ada beberapa pandangan yang mengelompokkan batik menjadi dua kelompok seni batik, yakni batik keraton (Surakarta dan Yogyakarta) dan seni batik pesisir.

       Motif seni batik keraton banyak yang mempunyai arti filosofi, sarat dengan makna kehidupan. Gambarnya rumit/halus dan paling banyak mempunyai beberapa warna, biru, kuning muda atau putih. Motif kuno keraton seperti pola panji (abad ke-14), gringsing (abad 14), kawung yang diciptakan Sultan Agung (1613-1645), dan parang, serta motif anyaman seperti tirta teja.

       Kemudian motif batik pesisir memperlihatkan gambaran yang lain dengan batik keraton. Batik pesisir lebih bebas serta kaya motif dan warna. Mereka lebih bebas dan tidak terikat dengan aturan keraton dan sedikit sekali yang memiliki arti filosofi. Motif batik pesisir banyak yang berupa tanaman, binatang, dan ciri khas lingkungannya. Warnanya semarak agar lebih menarik konsumen.

  • Perbedaan Batik Tulis dan Cap
  1. Batik Tulis
  2.        Dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain. Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap. Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus. Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan motif (batik tulis putihan/tembokan). Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya. Alat kerja berupa canting harganya relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000,-/pcs. Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas biasanya lebih bagus, mewah dan unik.

  3. Batik Cap
  4.        Dikerjakan dengan menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki). Untuk pembuatan satu gagang cap batik dengan dimensi panjang dan lebar : 20 cm X 20 cm dibutuhkan waktu rata-rata 2 minggu. Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis. Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain. Warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses batik tulis. Korelasinya yaitu dengan mengejar harga jual yang lebih murah dan waktu produksi yang lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk sehelai kain batik cap berkisar 1 hingga 3 minggu. Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal. Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak. Pengulangan cap batik tembaga untuk pemakainnya hampir tidak terbatas. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif.
  • Perkembangan Batik di Indonesia
       Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

       Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

       Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
  • Perkembangan Batik di Daerah
  1. Banyumas
  2.        Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegero setelah selesa-inya peperangan tahun 1830, mereka kebanyakan menet-ap didaerah Banyumas. Pengikutnya yang terkenal waktu itu ialah Najendra dan dialah mengembangkan batik celup di Sokaraja. Bahan mori yang dipakai hasil tenunan sendiri dan obat pewama dipakai pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning.

           Lama kelamaan pembatikan menjalar pada rakyat Sokaraja dan pada akhir abad ke-XIX berhubungan langsung dengan pembatik didaerah Solo dan Ponorogo. Daerah pembatikan di Banyumas sudah dikenal sejak dahulu dengan motif dan wama khususnya dan sekarang dinamakan batik Banyumas. Setelah perang dunia kesatu pembatikan mulai pula dikerjakan oleh Cina disamping mereka dagang bahan batik.

  3. Ciamis
  4.        Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX setelah selesainya peperangan Diponegoro, dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta, menuju ke selatan. Sebagian ada yang menetap didaerah Banyumas dan sebagian ada yang meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya sekarang. Mereka ini merantau dengan keluargany a dan ditempat baru menetap menjadi penduduk dan melanjutkan tata cara hidup dan pekerjaannya. Sebagian dari mereka ada yang ahli dalam pembatikan sebagai pekerjaan kerajinan rumah tangga bagi kaum wanita. Lama kelamaan pekerjaan ini bisa berkembang pada penduduk sekitarnya akibat adanya pergaulan sehari-hari atau hubungan keluarga. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu, pohon tom, dan sebagainya.

  5. Pembatikan di Jakarta
  6.        Pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan didaerah-daerah pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang yaitu: Karet, Bendungan Ilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet.

           Jakarta sejak zaman sebelum perang dunia kesatu telah menjadi pusat perdagangan antar daerah Indonesia dengan pelabuhannya Pasar Ikan sekarang. Setelah perang dunia kesatu selesai, dimana proses pembatikan cap mulai dikenal, produksi batik meningkat dan pedagang-pedagang batik mencari daerah pemasaran baru. Daerah pasaran untuk tekstil dan batik di Jakarta yang terkenal ialah: Tanah Abang, Jatinegara dan Jakarta Kota, yang terbesar ialah Pasar Tanah Abang sejak dari dahulu sampai sekarang. Batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim kedaerah-daerah diluar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil.

  7. Pembatikan di Luar Jawa
  8.        Dari Jakarta, yang menjadi tujuan pedagang-pedagang di luar Jawa, maka batik kemudian berkembang di seluruh penjuru kota-kota besar di Indonesia yang ada di luar Jawa, daerah Sumatera Barat misalnya, khususnya daerah Padang, adalah daerah yang jauh dari pusat pembatikan dikota-kota Jawa, tetapi pembatikan bisa berkembang didaerah ini.

           Sumatera Barat termasuk daerah konsumen batik sejak zaman sebelum perang dunia kesatu, terutama batik-batik produksi Pekalongan (saaingnya) dan Solo serta Yogya. Di Sumatera Barat yang berkembang terlebih dahulu adalah industri tenun tangan yang terkenal “tenun Silungkang” dan “tenun plekat”. Pembatikan mulai berkembang di Padang setelah pendudukan Jepang, dimana sejak putusnya hubungan antara Sumatera dengan Jawa waktu pendudukan Jepang, maka persediaan-persediaan batik yang ada pada pedagang-pedagang batik sudah habis dan konsumen perlu batik untuk pakaian sehari-hari mereka. Ditambah lagi setelah kemerdekaan Indonesia, dimana hubungan antara kedua pulau bertambah sukar, akibat blokade-blokade Belanda, maka pedagang-pedagang batik yang biasa hubungan dengan pulau Jawa mencari jalan untuk membuat batik sendiri.

SEJARAH BATIK

SEJARAH BATIK INDONESIA
         Sjarah pembatikan indonesia terkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran islam di tanah jawa.Dalam catatan perkembangan batik di indonesia banyak dilakukan pada masa kerajaan Mataram kemudian kerajaan Solo dan yogyakarta.

    Jadi kerajinan batik terkenal di Indonesia sejak zaman majapahit dan zaman kerajaan selanjutnya.Adapun meluasnya kesenian batik ini dan menjadi milik indonesia kususnya pulau jawa mulai akhir abad Ke-XVIII  dan awal abad Ke-XIX.Jadi yang dihasilkan pada zaman itu ialah batik tulis hingga pada abad ke-XX dan batik cap baru dikenal orang setelah berakhirnya perang dunia ke-satu habis atau sekitar tahun1920.Adapun kaitan dengan pnyebaran agama islam banyak daerah-daerah dijawa adalah daerah santri dan batik menjadi alat perjuangan ekonomi pedagangan muslim dengan perdagangan belanda.

       Kesenian batik adalah kesenian melukis gambar diatas kain untuk dijadikan pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga  raja-raja Indonesiia zaman dahulu.Awalnya batik hanya dibuat didalam kerajaan saja dan hanya dipakai pakai pada keluarga kerajaan raja dan para pengikut pengikut nya saja.Karena banyak para pengikt-pengikut kerajaan yang tinggal diluar kraton dan batik dibawa keluar kraton maka batiktersebar kebeberapa tempat dan banyak tempat diluar kraton.

        Lama-lama batik meluas mejadi banyak tempat dan menjadi pekerjaan wanita untuk membuat batik dan menjadi pekerjan wanita untuk mengisi waktu senggang.Maka batik bukanlah menjadi pakaian kraton saja tapi batik menjadi  pakaian rakyat yang digemari banyak kaum wanita dan kaum lelaki.Bahkan kain putih yang digunakan adalah kain putih hasil tenunan sendiri.

         Sedangkan terbat dari bahan pewarna alami dari hasil buatan sendiri antara lain dari pohon mengkudu,soya,tinggi,soga,nila,soda.dan soda sendiri ter buat dari soda abu.

         Batik pada zaman kerajaan maja pahit  yang menjadi pakaian kerajaan maja pahit telah ditelusuri oleh kerajaan-kerajan lain didaerah mojokerto tulung agung.Mojokerto adalah daerah yang erat kaitan nya dengan kerajaan majapahit zaman dahulu.Dan asal mula nama daerah mojokerto ada hubungannya dengan maja pahitKaitanya dengan daerah tulung agung adalah riwayatbpembatikan didaerah ini dapat digali pada kerajaan maja pahit.Pada masa itu tulung agung yang te diri dari rawa-rawa yang dulunya bernama BONOROWO,yang pada saat itu bonorowo dikuasai oleh adipati Kalang dan tidak mau tunduk pada majapahit.
     
          Diceritakan pada aksi polisionil,yang dilancarkan aleh maja pahit adipati kalang tewas pada pertempuran yang konon dikabarkan disektar desa yang sekaramg bernama kalangbret.Demikianlah maka tentara-tentara yang keluar dari majapahit tinggal didaerah bonorowo yang sekarang namanya tulung agung membawa kesenian batik asli.
        

Tips Merawat Batik Tulis

Batik yang kini sudah dikukuhkan menjadi cagar budaya dunia oleh UNESCO ini memang sangat indah. Saat ini batik sudah menjadi pakaian di kalangan pegawai kantoran dan anak sekolahan. Malah ada beberapa kantor atau sekolah yang mewajibkan untuk memakai batik. Kita biasa melihat tiap hari Jumat, bermacam motif dan jenis batik mereka kenakan untuk melestarikan kearifan lokal.

Tips Merawat Batik Tulis
Batik memang menjadi pakaian idola masyarakat Indonesia. Terkadang kita melihat beberapa orang memakai batik untuk menghadiri Acara Pernikahan, dan itu hampir di setiap daerah seluruh Indonesia. Batik seperti sudah menjadi pakaian Nasional.

Batik seakan menjadi pakaian khusus yang mempunyai ruang wajib pemakaiannya. Tingkat kesulitan dalam membuat Batik Tulis menjadikan harganya terbilang mahal, ini mirip dengan proses pembuatan Tas Hermes. Selain itu, perawatan batik pun ternyata perlu siasat khusus untuk menjaga kecerahan warnanya agar tak pudar.

Bila Anda memiliki Batik Tulis, ada baiknya Anda membaca Tips Merawat Batik Tulis di bawah ini agar kain batik Anda tetap indah dan warnanya tidak pudar. Berikut adalah proses Tips Merawat Batik Tulis selengkapnya:

1. Jika Anda akan mencuci pakaian batik, terlebih dahulu pisahkan dengan pakaian lain. Saat mencuci, usahakan tidak menggunakan detergen atau sabun colek yang membuat warna batik cepat pudar. Untuk mensiasatinya, gunakanlah sabun lerak supaya warnanya tetap cerah. Sabun lerak adalah sabun khusus untuk mencuci batik yang terbuat dari melati.

2. Jangan mencuci kain batik dengan menggunakan mesin cuci dan sikat. Terutama bagi batik yang terbuat dari sutera dan tenunan tangan. Cukup cuci kain batik dengan cara menguceknya menggunakan tangan kucek dengan lembut.

3. Pada proses pengeringan awal, kain batik lebih baik jangan diperas karena akan menjadi kusut. Anda lebih baik mengurut kain dari atas ke bawah agar air lepas dari batik.

4. Pada proses pengeringan selanjutnya, kain batik jangan dijemur langsung di bawah sinar matahari. Anda cukup menggantungkanya dengan hanger dan dijemur di ruang terbuka yang beratap agar bisa terkena angin.

5. Bila menyeterika kain batik, atur suhu seterika jangan sampai terlalu panas. Cukup dengan kondisi hangat.

6. Simpan kain batik di almari dengan ratus wangi untuk menghindari rengat. Atau bisa juga dengan merica dan akar wangi yang dibuntel dengan kain.

Nah, itu lah beberapa Tips Merawat Batik Tulis yang bisa Anda coba di rumah. Sekedar informasi tambahan, bagi Anda muslimah yang ingin belajar memakai jilbab, yuk baca Cara Memakai Jilbab di blog ini. Semoga bermanfaat!

6 Tips Merawat Tas

Percuma bila Anda membeli tas desainer dengan harga yang mahal tanpa tahu cara merawatnya. Agar tas Anda tahan lama, ini beberapa tips cara merawatnya.
http://w13.itrademarket.com/pdimage/86/310386_tas_080.jpg

Pertama yang harus Anda lakukan adalah menyimpan tas di dalam kain flanel atau plastik. Hal ini untuk menjaga warna dan bahan dari tas agar tidak mudah rusak. Untuk tas berbahan keras, sebaiknya selalu disimpan ke dalam
kotaknya.
http://pedagangtas.files.wordpress.com/2008/12/tas-ransel-corsina-country-rp120-rb2.jpg

Kedua, saat sedang tidak dipakai, isi tas dengan kertas pengisi agar tas Anda tidak berubah bentuk. Sebaiknya jangan menggunakan kertas koran karena akan melunturi warna tas. Gunakan kertas roti atau plastik sebagai penggantinya.
http://kreasilestari.files.wordpress.com/2008/08/tas-rotan-20.jpg

Tips ketiga, apabila tas Anda memiliki detail atau aksesoris seperti kristal atau bebatuan, sebaiknya dibungkus dengan bubble wrap (plastik dengan gelembung) sebelum dimasukan kedalam kotak. Hal ini agar aksesoris tersebut terhindar dari benturan atau tertekan benda lain.
http://wb3.itrademarket.com/pdimage/28/661328_tas640putih.jpg

Keempat, yang harus Anda lakukan saat tas Anda terkena noda adalah, membersihkannya dengan lap kering agar noda tidak menyerap pada material
tas. Jika noda sulit hilang, jangan coba bereksperimen. Segeralah bawa ke tempat reparasi tas yang sudah profesional.
http://1100060884.blog.binusian.org/files/2009/04/598351_aa11.jpg

Tips kelima adalah jangan buang silica gel yang biasa Anda dapatkan saat membeli tas.
Silica gel dapat menjaga kelembapan tas dan tidak mudah berjamur. Simpan selalu silica gel di dalam tas Anda.
http://www.fashiontravesty.com/wp-content/uploads/2008/03/kate-spade-chattanooga-bailey-bag.jpg

Keenam, keluarkan tas secara berkala agar mendapatkan udara segar sehingga terhindar dari jamur dan bau apek. Keluarkan minimal seminggu sekali dan angin-anginkan. Jauhkan tas dari paparan sinar matahari langsung ataupun cahaya lampu agar warna tidak
pudar.